Pengembangan Kapasitas dan Pendampingan PT Pertamina Hulu Mahakam dalam Pemberdayaan Pengrajin Dayak di Desa Budaya Sungai Bawang

  • Galih Puja Satrio PT Pertamina Hulu Mahakam
  • Suprapti Suprapti Departemen CSR PT Pertamina Hulu Mahakam
  • Asih Soenarih Departemen CSR PT Pertamina Hulu Mahakam
  • Ranu Wijaya Departemen CSR PT Pertamina Hulu Mahakam
Keywords: CSR, pemberdayaan, desa, budaya, kerajinan, dayak

Abstract

Desa Budaya Sungai Bawang dengan mayoritas penduduknya berasal dari sub- suku Dayak Kenyah, terletak di Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara.  Desa ini ditetapkan sebagai desa definitif berstatus desa budaya pada tahun 2008, diharapkan mampu menjaga kelestarian dan keaslian budaya Dayak serta mendukung pembangunan pariwisata daerah Kutai Kartanegara dengan letaknya yang strategis karena berdekatan dengan Bandara Internasional APT Pranoto Samarinda. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang produksi minyak dan gas, PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) melakukan operasi di wilayah Delta Mahakam, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.  PHM melaksanakan komitmen dalam menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan  di mana desa ini masuk ke dalam Ring II wilayah program pengembangan masyarakatnya. Berangkat dari pemetaan isu strategis di Desa Sungai Bawang, PHM berkomitmen menjalankan Program Pengembangan Desa Budaya Sungai Bawang (ProBudSuBa) untuk menggali dan mengoptimalkan potensi kebudayaan Dayak Kenyah di wilayah tersebut. Salah satu fokus dari program tersebut adalah pengembangan kapasitas dan pendampingan pengrajin. Dalam pemberdayaan masyarakat pengrajin di desa tersebut, PHM melakukan 6 tahapan untuk mencapai tujuan bersama, menciptakan kemandirian para pengrajin dengan bersinergi dengan para pemangku kepentinga. Tahapan tersebut diantaranya pemetaan isu strategis, pemetaan potensi kerajinan, perencanaan strategis, pengembangan kapasitas pengrajin, pendampingan pengrajin, serta monitoring dan evaluasi. Skema pemberdayaan ini telah mampu meningkatkan kapasitas pengrajin dalam memproduksi kerajinan dengan standar kualitas yang baik. Program ini juga mampu mendorong inisiatif para pengrajin, membentuk kelompok untuk mengembangkan usaha kerajinan yang dijalankan masyarakat.

References

BPS Kabupaten Kutai Kartanegara, 2018. Kecamatan Muara Badak dalam Angka 2018. Kutai Kartanegara: BPS Kabupaten Kutai Kartanegara.
Coomans, M., 1987. Manusia Daya: Dahulu, Sekarang dan Masa Depan.. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Damanik, J., 2013. Pariwisata Indonesia Antara Peluang dan Tantangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Darwis, R. S., 2016. Membangun Desain dan Model Action Research dalam Studi dan Aksi Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Komunika, X(1).
Kartasasmita, G., 1997. Pemberdayaan Masyarakat: Konsep Pembangunan yang Berakar pada Masyarakat. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional RI.
Rangkuti, F., 2006. Analisis SWOT Teknik Membelah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sensions, K., 1993. Building the Capacity for Change: The World Stands Illprepared to Address Problems Thatcut Across Sectors and Boundaries. EAP Journal, XIX(2), pp. 15-19.
Setyawati, R. & Safitri, K. A., 2019. Pengembangan Desa Wisata di Kabupaten Buru Menggunakan Analisis SWOT. Jurnal Sosial Humaniora Terapan, I(2), pp. 44-55.
Soeprapto, H. R. R., 2006. Pengembangan Kapasitas Pemerintah Daerah Menuju Good Governance. Kendari, Workshop Reformasi Birokrasi.
Published
2021-03-12
Section
Articles