RENCANA PENGEMBANGAN LANSKAP EKOWISATA KAWASAN PENYANGGA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON (TNUK) PROVINSI BANTEN

  • Wakyudi Wakyudi ITB Ahmad Dahlan Jakarta
  • Ardiansyah Ardiansyah ITB Ahmad Dahlan Jakarta
  • Annisa Marwati ITB Ahmad Dahlan Jakarta
Keywords: Ekowisata, Daya Dukung, Kawasan Penyangga

Abstract

Ekowisata diyakini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian sumberdaya alam. Pengembangan ekowisata di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) harus terintegrasi dengan kawasan penyangga yang menghubungkan antara aktivitas masyarakat dan konservasi, untuk itu, dilakukan penelitian agar diketahui karakteristik dan potensi obyek dan daya tarik wisata alam (ODTWA) di dalamnya. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif terhadap potensi obyek dan daya tarik wisata guna menghasilkan rencana lanskap ekowisata. Hasil analisis bahwa kawasan penyangga TNUK memiliki potensi obyek dan daya tarik wisata alam yang layak untuk dikembangkan. Potensi objek dan atraksi wisata tersebar di 10 desa penyangga yang memiliki kategori sangat potensial dan potensial dari 15 desa yang menjadi fokus penelitian dengan berbagai jenis keragaman objek dan atraksi wisata. Daya dukung efektif (ECC) Daerah Penyangga TNUK untuk ekowisata adalah sebesar 31.090 orang/hari, dengan faktor koreksi kelerengan, kepekaan erosi tanah, potensi lanskap, dan iklim. Berdasarkan analisis kawasan menghasilkan konsep rencana pengembangan ekowisata wisata, ruang, aktifitas dan fasilitasnya. Zona pengembangan meliputi zona intensif, semi intensif dan ektensif. Sedangkan  ruang wisata yang dihasilkan adalah ruang utama meliputi ruang wisata akuatik dan ruang wisata terestrial dan ruang penunjang meliputi ruang penerimaan, ruang transisi dan ruang pendukung.

References

Asadi A, Kohan MFZ. 2011. The Role of Entrepreneurship on Ecotourism Development. International Conference on Sociality and Economics Development. Singapore.
[BPS] Pandeglang Dalam Angka. 2020. Kabupaten Pandeglang
[BTNUK] Balai Taman Nasional Ujung Kulon 2014. Statistik Balai Taman Nasional Ujung Kulon. Balai Taman Nasional Ujung Kulon. Pandeglang.
Chuang, Shu-Tzu. 2010. “Rural Tourism: Perspective from Social Exchange Theory”.Social Behavior and Personality Journal. Volume 38, Nomor 10, Halaman 1313. Taiwan: Society for Personality Research (Inc.).
Cifuentes M. 1992. Determinacion de Capacidad de Carga Truistica en Areas Protegidas. Publicacion Patrocinada Por el Fondo Mundial para la NaturalezaWWF. Serie Tecnica Informe Tecnico No. 194. Centro Agronomico Tropical de Investigacion Y Ensenanza CATIE, Programa de Manejo Integrado de Recursos Naturales. Turrialba, Costa Rica.
[Ditjen PHKA] Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. 2002.
Standar Kriteria Penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata Alam. Direktorat Wisata Alam dan Jasa Lingkungan – Ditjen PHKA Departemen Kehutanan. Jakarta.
Eagles PFJ. 2002. Trends in Park Tourism: Economics, Finance and Management. Journal of Sustainable Tourism. 10: 132153.
Ekayani M, Nuva. 2012. Could Ex-Situ Conservation Play Effective Role To Bridge Ecotourism And Biodiversity? Case of Multipurpose Management of Bogor Botanic Garden, Indonesia. Proceeding of Ecotourism Research Symposium: Ecotourism for Global Peace. Marubooks Publishing Co., Seoul (KR).
Ekayani M, Nuva. 2013. Economic of Ecotourism (book chapter, p: 192213). Opportunities and Challenges of Ecotourism in ASEAN Countries. Jungmin Publishing Co. 278pp. Seoul (KR).
Ekayani M, Nuva, Yasmin RK, Shaffitri LR, Tampubolon BI. 2014. Taman Nasional Untuk Siapa? Tantangan Membangun Wisata Alam Berbasis Masyarakat di Taman nasional Gunung halimun Salak. Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan. 1(1). ISSN: 2355-6226. Bogor (ID).
Gold SM. 1980. Recreation Planning and Design. New York : Mc Graw Hill Book.
Gunn, C.A. (1994). Tourism Planning Basic Concepts, Cases. Third edition. London : tylord Francis Ltd.460 p.
Gurung, Hum Bahadur. 2010. Trends in protected areas. CRC for Sustainable Tourism Pty Ltd. Gold Coast, Queensland, Australia.
Mackinnon, J, K, Child, dan J, Thorsell, (1993). Pengelolaan kawasan yang dilindungi di daerah tropika (terjemah) Gajah MadaUniversitu press. Yogyakarta. 328 hal.
Mayer M. 2014. Can Nature-Based Tourism Benefits Compensate for The Costs of National Park? A Study of The Bavarian Forest National Park, Germany. Journal of Sustainable Tourism. 22(4): 561583.
Pegas FV, Castley JG. 2014. Ecotourism as a Conservation Tool and its Adoption by Private Protected Areas in Brazil. Journal of Sustainable Tourism. 22(4): 604625.
Purwanto, S. 2014. Kajian dan Potensi Daya Dukung Taman Wisata Alam Bukit Kelam Untuk Strategi Pengembangan Ekowisata. [Tesis]. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Institut Pertanian Bogor.
Sims, Katharine R.E.. 2011. Conservation and development: Evidence from Thai Protected Areas. Journal of Environmental Economics and Management 60 (2010) 94–114.
Rosalino, Luis M and Grilo, Clara. 2011. What drives visitors to Protected Areas in Portugal : accessibilities, human pressure or natural resources ? Journal of Tourism and Sustainability 1 (1) : 3-11.
Rustiadi, E. Saeful Hakim, S. R.Panuju, D. 2011. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah; Edisi kedua, Yayasan Pustaka Obor : Jakarta.
Supyan. 2011. Pengembangan Daerah Konservasi Sebagai Tujuan Wisata. 5: Jurnal Mitra Bahari 53-69.
Soedomo S. 2012. Internalizing Externalities through Payments for Environmental Services. Journal of Tropical Forest Management. XVIII(2): 138143.
Vinodan A, Manalel J. 2011. Local Economic Benefits of Ecotourism: A Case Study on Parambikulan Tiger Reserve in Kerala, India. South Asian Journal of Tourism and Heritage. 4(2): 93109.
Yoeti OA. 2008. Ekonomi pariwisata: Introduksi, informasi, dan implementasi. Jakarta (ID): Kompas.
Published
2020-12-30
Section
Articles